Friday 20 December 2013

Catatanku di mahameru ^_^

Posted by Unknown  |  at  01:31


Pengalaman ini aku tuliskan dalam sebuah catatan singkat yang sangat sedikit sekali menggambarkan tentang serunya mendaki gunung di mahameru, pendakian yang satu ini memang memiliki banyak kesan yang mengagumkan, pun banyak kesan menyakitkan yang merintangi di setiap perjalanku menaklukan puncak mahameru.

Oke deh, kita mulai ceritanya,,,,

Kala itu, seperti biasa dalam sebuah halaqoh, sang MR berbincang-bincang kepada kami seusai menyampaikan materi. Perbincangan itu berlangsung sangat seru, terkadang kami membicarakan tentang visi hidup, rencana-rencana dan agenda keseharian, amalan yaumiyah, sampai pada ujung-ujungnya pasti mbahas masalah pernikahan. (hadehhhh... ^_^), tiba-tiba sang MR bertanya kepadaku “akhi, Pekan depan rencana mau kemana?”  seperti biasa aku selalu menjawab dengan jujur mengenai agenda-agenda yang telah aku susun dalam satu bulan “rencanya ane mau ke semeru ustad, biasah,,,ndaki gunung sama temen-temen, tapi kurang tau juga ustad, ane denger-denger pendakiannya di batalkan karena prioritas agenda yang lain” sang MR kemudian berkata “wah, tepat sekali akh, ini mau ada mukhoyam, capeknya hampir sama kayak mendaki gunung, insyaAllah pekan depan, nanti kalo ada perubahan ane kabari lagi”. “wah, kyaknya seru nih kalo ikut mukhoyam, njeh ustad, siap insyaAllah” jawabku dengan singkat sekaligus mengakhiri halaqoh kami pekan itu.

*****

Keesokan harinya, ketika aku sedang duduk-duduk di serambi SO(sekretariat ORMAWA), aku bertemu dengan salah satu anggota pendakian yang telah kami rencanakan, namanya mas azhar. “mas? Katanya pendakian di batalkan, itu infonya bener ta?” tanyaku kepada mas azhar yang tiba-tiba lewat di hadapanku. “loh iya ta akh? Aku sebenere ya ada acara di lamongan, kalo g jadi ya wis gak papa, aku tak ke lamongan aja kalo gitu” jawab mas azhar yang malah bikin aku tambah bingung. “loh piye to mas? Antm kok malah g tau? Wes tak tanya ke mas hari (ketua pendakian bekerja sebagai manager YDSF surabaya)ae kalo gitu” jawabku mengakhiri perbincangan kala itu.

Malam harinya, aku langsung ke kosannya mas hari dan beliau cerita banyak sekali. Begini ceritanya “antum dan yang lainnya itu akh, sudah ane talangi untuk pembayaran transportasi di semeru, udah tak daftarkan untuk pendakian, tapi tiba-tiba kok banyak yang mengundurkan diri,  kayaknya ane rugi banyak ini, wong arek-arek ora sido melu kabeh” cerita mas hari kepadaku. “oalah, wes ditalangi to mas? Lha tapi ane di suruh ikut mukhoyam e mas sama MR?” tanyaku kepada mas hari. “yawis akh, tafadhol antm ae, pokoknya ane tetep budhal nang semeru” jawab mas hari dengan singkat. “wah, berat iki mas, yawis tak pikir-pikir dulu mas” jawabku sambil meringis dan bergegas pamit karena waktu sudah menunjukkan pkul 22.00 wib.

Malam itu membuatku bimbang tak karuan, aku ingin merasakan serunya menaklukan mahameru, puncak tertinggi di jawa dengan ketinggian 3676 MDPL tapi aku juga ingin merasakan mukhoyam dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki militansi dan ghiroh yang tinggi dalam perjuangan ini, meningkatkan kualitas iman melalui penempaan diri menjadi lebih kuat baik secara fisik maupun secara rukhiyah.

 Disaat hatiku menjadi andilau (antara delima dan galau) aku sms sang MR “assalamu’alaykum ustad, ane bingung mau ikut mukhoyam ato mendaki di semeru? Menurut ustad gimana?” tanyaku melalui pesan singkat yang aku kirimkan ke beliau. Tak lama kemudian hapeku bergetar dan dengan bergegas aku mebuka pesan di hapeku berharap ustad membolehkan aku ikut ke semeru, namun sms beliau berisi seperti ini “wa’alaykumsalam, tafadhol antm akh, jika bingung, antm istikhoroh aja malam ini”. “walah,,,malah di suruh istikhoroh,,kayak mau nikah aja pake istikhoroh segala, hehehehe” gumamku dalam hati yng saat itu sedang tak karuan. Lalu dengan sopan aku menjawab “njeh ustad, insyaAllah”.

Malam itu juga, ketika aku terjaga, kulakukan istikhoroh sesuai instruksi dari MR, dan ternyata hampir imposible bisa mendapatkan hasil istikoroh dalam satu malam. Hanya orang-orang yang amat dekat dengan Allah lah yang kemungkinan bisa dapat hasil istikhoroh dalam satu mlam, sedangkan aku, wah,,,,kayaknya harus lebih sering mendekatkan diri dengan sang khaliq  nih,,, masih jauh,, ^_^

***** 

Karena tak tau harus bagaimana lagi, aku kemudian memutuskan untuk menimbang kedua urusan itu menggunakan fiqih proiritas, yah yang pasti dengan kaidah-kaidah yang masih sedikit aku hafal salah satunya adalah “laa dhororo wa laa dhirooro” kaidah ini sangat singkat tapi memiliki makna yang cukup berat dalam fiqih prioritas “jangan memudhorotkan dan jangan dimudhorotkan” kaidah ini lebih cenderung kepada masalah muamalah, kaidah inilah yang membuatku berpikir untuk pergi kesemeru saja, karena aku tak ingin memudhorotkan mas hari yang bisa rugi banyak gara-gara nalangi temen-temen. Kaidah lain yang membuatku berat dengan mukhoyam adalah “kemaslahatan yang umum lebih di utamakan dari pada kemaslahatan yang khusus” (bhasa arabnya kepanjangan, ^_^). Kemaslahatan yang akan di dapat akan lebih banyak jika aku ikut mukhoyam daripada ikut ke semeru.

Kala itu hatiku begitu bimbang, dunia serasa sempit bahkan pakainku serasa menyusut dan membuat tubuh ini merasa gerah dengan segala pertimbangan yang benar-benar memusingkan. Untunglah adzan dhuhur siang itu berkumandang memecah kepenatanku dan memanggilku untuk segera “laporan” kepada sang kholiq. Aku mulai mengambil air wudhu dan begegas menuju shaf pertama karena itulah saf terbaik bagi seorang ikhwan, sedangkan seorang akhwat, shaf terbaik adalah yang paling belakang. Air wudhu yang masih membasahi jenggotku terasa dingin dan segar kala tertiup oleh aingin, sholat dhuhur pun telah ku tunaikan plus sholat rawatibnya. Subhanalloh, tiba-tiba aku teringat sebuah kaidah singkat yang berbunyi “daf’ul dhorori awla minjalbi naf’i” artinya “menolak mudharat lebih utama daripada meraih manfaat” akhirnya dengan sangat mantab aku memutuskan untuk ikut ke semeru saja. Luar biasanya, sore hari kemudian aku menerima sms dari MR bahwa mukhoyam di tunda, waaahhh, betapa senangnya aku mendengar berita itu, sehingga pilihanku untuk ikut ke semeru semakin mantab.

Malam ini aku harus segera berkemas dan bersiap-siap untuk menyiapkan segala apapun yang di perlukan dalam sebuah pendakaian karena besok pagi-pagi jam 6 aku sudah harus berangkat untuk ke semeru. Sungguh luar biasa, dalam waktu tidak sampai 1 hari aku harus menyiapkan segala kebutuhanku yang aku tak punya, dengan tergopoh-gopoh aku mencari peralatan pendakian termasuk tas carier, sleeping bag, matras, head lamp, jas hujan dan perbekalan pribadi.

Huaaaa,,, betapa capeknya tubuh ini setelah keliaran nyari tempat persewaan sleeping bag dan dome(tenda pendakian), malam itu hampir semua keperluan sudah ku siapkan tinggal menanti terbitnya matahari sebagai pertanda untuk segera menuju bungurasih untuk bertemu dengan team pendakian dari alumni stan jakarta.

*****

Setelah perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya kami sampai pada tempat regristrasi ulang pendakian yakni di tumpang, Malang. Begitu turun aku langsung kaget ketika melihat ada beberapa akhwat memakai rok dan berkerudung lebar memanggul tas carier yang begitu besar “buset dah, nih akhwat mau ndaki gunung? Luar biasa!!” gumamku dalam hati yang terheran-heran karena baru kali itu aku melihat akhwat ndaki gunung. Memang sih, event kali ini adalah sebuah jambore yang diikuti oleh sekitar dua ribu pendaki dari seluruh indonesia, bahkan sampai mancanegara.

Selesai menaruh tas, aku langsung bergegas mencari masjid untuk menunaikan sholat dhuhur. Karena  kondisi kami sedang safar, maka aku niatkan untuk menjamak sekalian dengan sholat ashar karena kemungkinan besar akan sangat sulit mncari tempat sholat ashar atau bahkan mungkin masih dalam perjalanan ketka menuju ranu pane (base camp/ start awal pendakian). Seusai sholat, kami langsung bergegas menuju sebuah rumah warga sebagai tempat beristirahat sekaligus menanti datangnya truk yang akan mengangkut kami menuju ranu pane.

Di rumah itu, kami bertemu dengan rombongan dari jogja dan disana pula kami saling beramah tamah, berkenalan dengan rombongan dari jakarta(alumni stan) dan berkenalan dengan rombongan dari jogja (temennya mas hari). Di rumah itu aku di buat kaget lagi, “haaaaa, ternyata di rombongan jakarta yang berangkat satu bis dari surabaya tadi ada akhwatnya juga to?” tanyaku dalam hati ketika tak sengaja melihat si akhwat lewat di depanku. Memang setahuku tadi itu ada beberapa cewek di belakang ketika di dalam bis tapi aku g tau kalo ada akhwatnya juga.

Hemmm, mungkin pembaca bingung dengan ungkapanku di atas. Memang secara makna harfiah cwek maupun akhwat itu sama saja dan tidak ada bedanya. Tapi Bagiku cwek dan akhwat itu berbeda. Kalau cwek itu seperti wanita pada umumnya, memakai celana, kadang pake jilbab kadang tidak, kaosnya pun juga gak lebar-lebar amat. Nah, kalo akhwat itu, selalu pake jilbab dan selalu lebar, mamakai rok atau gamis, dan memakai kaos kaki. Pada intinya seorang akhwat itu selalu menutup auratnya dengan sempurna dan tidak hanya itu, akhwat itu juga selalu bisa menjaga hubungannya dengan laki-laki atau ikhwan yang bukan mahramnya. Mereka terpelihara bagaikan mutiara yang tersimpan dalam cangkang yang amat kokoh. Loh....loh,...., kenapa malah jadi ngomongin ini???hadeeeehhhh ^_^

Lanjut aja deh ceritanya,,,

Tak lama kemudian, truk yang bertugas mengangkut kami menuju ranu pane datang dan parkir di depan rumah tempat istirahat kami. Kami pun segera bergegas menaikkan tas-tas kami dan menuju ranu pane. “subhanallooh....” perjalanan yang cukup menegangkan, melewati jalan terjal dan bergelombang , seakan-akan mengocok kami yang ada dalam truk sampai mual-mual dan terdapat beberapa burung yang mengitari kepala kami (red: pusing).

 Sesampai di ranu pane, kami langsung mendirikan tenda untuk bermalam dan beristirahat untuk menyimpan energi pada pendakian yang akan kami lakukan esok pagi. Tapi tak lupa sebelum tidur, aku mencari musholla dulu untuk menunaikan kewajibanku mendirikan sholat maghrib sekaligus sholat isya’ karena tadi masih dalam perjalanan. Seusai sholat, aku bergegas masuk kedalam tenda untuk persiapan menuju alam mimpi, tak lupa sebelum aku benar-benar tak sadarkan diri (tertidur), aku sempatkan tilawah beberapa lembar karena seharian tadi aku masih sangat sedikit tilawahnya. Lumayan lah, meskipun seharian tadi gak bisa satu juz, tapi paling tidak juga gak sedikit-sedikit amat tilawahnya.

Seusai tilawah, lega rasanya hati ini, begitu tenang dan damai. Pendakian esok hari pasti sangat berat dan melelahkan, jika tidak aku niatkan untuk hal-hal yang baik, maka sia-sia kelelahanku dalam pendakian ini, gak dapat apa-apa dong aku kecuali lelah dan capek? Hemmm, teringat lagi sebuah kaidah fiqih “al umuru bimaqosidiha” “segala urusan itu tergantung maksudnya” kaidah ini hampir sama dengan sebuah hadist nabi “innamal a’malu binniyat” “sesungguhnya amal itu tergantung niatnya” atau kaidah-kaidah lain yang mengatakan bahwa “tidak ada pahala kecuali dengan niat dan tidak ada dosa kecuali dengan niat pula”

*****

Akhirnya, malam itu aku tertidur pulas dan keesokan harinya aku bangun dengan kondisi yang prima. Tak lupa segera kutunaikan sholat shubuh dan sedikit tilawah. Hemm, pagi yang sungguh mempesona di ranu pane, keindahan alamnya belum pernah ku temukan dalam gambar-gambar manapun, secanggih apapun kemeranya tak lebih canggih dari sebuah bola mata ciptaan Allah yang maha sempurna “subhanallah..”. udara sejuk pagi itu mengingatkanku kepada pendakian-pendakian yang telah ku lakukan sebelumnya, yah begitulah udara di daerah pegunungan, begitu sejuk dan segar.

 Kicau burung mulai terdengar dengan merdunya, suara gesekan pohon mulai meramaikan nyanyian alam yang bertasbih menyembah kepadaNya. Setitik embun, masih enggan jatuh dalam dekapan daun-daun cemara. Kabut cinta di atas danau, menari dengan indah membentuk kalimat-kalimat sang pencipta. Sang mentari pun masih malu-malu menampakkan cahayanya. Puncak mahameru yang tetap tegar dalam diamnya mulai tampak gagah perkasa meski sedikit tetutupi oleh rimbun hutan cemara. Bahkan kalimat-kalimat ini pun tak akan mampu melukiskan keindahan alam ranu pane pagi itu. “subhanallah....”


Bersambung dulu deh.... ^_^ 

Tagged as:
About the Author

Write admin description here..

0 comments:

About

back to top